PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

DI ATAS IKHLAS MASIH ADA IKHLAS

Share:

"Saya punya keinginan untuk belajar lagi tentang ilmu ikhlas. Kalau antum tahu guru yang alim, yang ikhlas, kasih tahu saya!"

Begitulah ucapan guru saya sekira satu tahun silam. Beliau tidak lagi muda, bahkan sudah memiliki beberapa orang cucu. Beliau juga bukan orang awam seperti kita, justru ilmunya dalam sekali. 

Saya kira ucapan tersebut hanya bentuk tawadhu saja. Saya sendiri belajar banyak tentang keikhlasan dari Beliau. Salah satu nasihatnya adalah bertanya kepada diri sendiri setiap kita keluar rumah. 

Apa tujuan kita keluar rumah sekarang ini? Apakah semata karena Allah? Atau mengharap sesuatu dari mahluk? Maklum saja, di Jakarta ini mengajar ngaji maupun berceramah ada saja godaannya. 

Seandainya terbetik sesuatu niat bukan karena Allah, maka pulanglah kembali ke rumah dan batalkan saja acara tersebut. Begitulah pesannya. Berat. Ilmu kelas tinggi.

Apalagi kalau dipraktekkan saat menulis. Apa tujuan saya menulis? Mendapat like, meningkatkan jumlah member, popularitas, atau mengumpulkan calon pembeli? Ya Allah, satu pertanyaan ini saja sudah menguliti niat-niat saya. 

Begitulah salah satu nasihatnya. Cukup untuk menjadi parameter kita betapa dalamnya keilmuan Beliau. 

Sungguh saya terkejut sekali, beberapa hari belakang, guru saya tersebut bercerita bahwa ia akhirnya menemukan seseorang yang alim, dan sekarang sedang belajar kepadanya. 

Ah, jadi ucapannya satu tahun silam itu sungguh-sungguh! Siapakah orang alim yang dimaksud tersebut? Apakah mudah kita bertemu ulama terkenal seperti demikian? 

Ternyata, orang alim yang ditemui guru saya bukan orang ternama. Ia hanya pensiunan sebuah perusahaan di bidang migas. Tetangganya pun mengenalnya sebagai orang biasa. Sungguh tersembunyi sekali keberadaannya. 

Memang permata yang mahal biasanya justru disimpan baik-baik oleh pemiliknya, bukankah demikian? 

Meski begitu, orang tersebut alim luar biasa. Pengetahuannya luas tentang hal-hal yang jarang kita dengar. Bahkan ia menyimpan koleksi kitab-kitab ulama zaman dulu yang langka, dan menguasainya dengan baik. 

Demikianlah keadaan orang-orang mukhlis. Mereka tidak suka menampakkan diri, dan tidak suka menjadi pusat perhatian. Mereka tidak sibuk dengan penilaian manusia, melainkan hanya Allah saja tujuan hakiki. 

Semoga kita semua diberikan anugerah untuk dapat mencium sedikit saja harumnya sifat ikhlas. Amiin. 

By @Arafat

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...