Dulu aku mencari cinta, dan aku menemukan yang sepertinya, tapi bukan dia. Bersamanya aku justru melupakan diriku, bahkan melupakan masa depannya
Dia bukan cinta, tapi mirip dengannya. Bersamanya aku senang, tapi jauh dari tenang. Disampingnya aku bergejolak, namun gundah, bahkan aku tak lagi tahu siapa aku
Ternyata yang mirip cinta tetaplah bukan cinta. Bagaimana tidak, aku mencarinya di jalan syahwat, berkawan dengan hawa nafsu. Aku meninggalkannya
Akupun kembali mencari cinta. Hingga berjumpa seorang bijak yang menasihati, bahwa cinta bukan dicari, dia menemukan dirimu, setelah kamu pantas
Aku jadi memahami, yang dimaksud mencari cinta adalah memantaskan diri, sebab kapal yang tak siap berlabuh, takkan menemukan darmaga baginya
Sang Bijak juga menyampaikan padaku, agar bersikap adil pada cinta, yaitu penciptanya. Cintailah pencipta, agar bisa berlaku baik pada cinta, sopan dan lembut padanya
Maka aku mulai mengenali cinta melalui Dia yang paling mengenalnya, lalu mencoba perlahan-lahan melatih diri, agar esok-esok hari tak menyusahkan cinta
Sampai satu saat, aku menyadari, bahwa bukan cinta yang aku cari, tapi cinta sudah membersamaiku sejak aku berusaha untuk mengenali pencipta cinta
Cinta bersama denganku saat aku mengasihi manusia, saat aku mendakwahi manusia, saat aku iba pada yang lemah, dan menasihati yang kuat, semua itu sebab cinta
Juga pada darah yang mengalir, daging yang tercabik, saat ibunda melahirkan aku. Pada keringat yang menetes, pada tulang yang meregang, saat ayah membesarkan aku
Lebih-lebih dari itu, pencipta cinta berbaik kepadaku. Aku dikaruniakan cinta, yang berlapis-lapis, bahagia diatas bahagia, sepaket dengan ketenangan bersamanya
Bagi semua yang mencari cinta, kenalilah pencipta cinta, agar Dia bisa mencintaimu, dan melimpahkan bagimu cinta, dengan cara-cara yang paling indah
No comments