Sebenarnya pertanyaan ini untuk menguji kadar Ramadhan diri saya sendiri. Tetapi jika saudara berani juga menanyakan hal ini pada diri saudara, insya Allah baik juga. Pertanyaannya seperti ini,
"Dalam sehari semalam, berapa banyak rutinitas kita yang berbeda antara bulan biasa dengan bulan Ramadhan?"
Ketika saya jujur kepada diri sendiri, ternyata tidak banyak. Bahkan sedikit sekali. Aktivitas pagi, tampaknya sama saja seperti sebelum Ramadhan. Kesibukan siang, juga tidak ada bedanya.
Kegiatan sore, hanya berbeda sedikit saja. Dan istirahat malam, pun nyaris tidak ada perbedaan yang mencolok dalam rutinitas harian saya.
Perbedaan yang paling jelas antara bulan biasa dengan bulan Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari saya, hanya ketika sahur, berbuka puasa, dan shalat tarawih.
Kalau mau dijumlahkan, kesibukan yang berbeda itu ada pada setengah jam sebelum Subuh (makan sahur), setengah jam setelah Magrib (berbuka puasa), dan satu jam setelah Isya (shalat tarawih). Kurang lebih jumlahnya hanya dua jam.
Artinya, hanya dua jam sehari saya merasakan Ramadhan! Sisanya yang 22 jam saya menjalani biasa-biasa saja layaknya bulan-bulan lain. Astagfirullah. Sungguh tidak tahu terima kasih saya ini.
Bukankah Allah menurunkan Ramadhan 24 jam sehari kepada kita semua? Mengapa di tangan saya menyusut drastis? Kemana sisa Ramadhan itu? Sebenarnya tidak kemana-mana. Sisa Ramadhan itu setia menunggu di hadapan saya.
Menunggu untuk dimanfaatkan. Bukan untuk diabaikan. Masih ada 22 jam lagi Ramadhan dalam sehari yang harus saya perlakukan berbeda dibanding bulan biasa. Contohnya seperti apa?
Misalnya bisa saya manfaatkan untuk menambah rakaat shalat Dhuha. Jika di bulan biasa hanya dua rakaat, maka di bulan Ramadhan harus ditambah. Begitu pula shalat sunnah yang lain. Kalau sama saja, lalu buat apa ada Ramadhan?
Misal yang lain akan saya gunakan untuk membaca Al-Quran selesai shalat fardhu. Sebab biasanya sesudah shalat langsung bangun dan pergi, maka di bulan Ramadhan ini waktunya perbanyak tilawah Al-Quran.
Kalau saja alokasi waktu untuk tilawah hari biasa mampu satu ayat atau satu lembar, maka bulan ramdhan ditambah kadarnya siang satu jam dan malam satu jam, berarti dalam sehari Ramadhan saya bertambah dua jam lagi. Betul kan?
Begitulah seterusnya. Melalui pertanyaan sederhana seperti di atas, rupanya kita bisa menghitung secara jujur, sebenarnya Ramadhan kita berapa jam dalam sehari? Kalau sudah tahu, maka tunggu apa lagi, rebut kembali Ramadhan yang hilang dalam keseharian kita itu! Mumpung masih ada waktu untuk mengejarnya kembali 1/3 diakhir.
No comments