Sebuah laporan media Amerika “Newsweek” memicu reaksi besar di jagat maya khususnya medsos, di mana penulisnya, Dr. Craig Considine mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah “yang pertama” menyarankan karantina kesehatan (lockdown) dan kebersihan diri dalam kasus pandemi.
**** **** ****
Setiap kali ada bencana, krisis, atau epidemi di dunia, mereka ingat Islam dan utusan Islam, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallama, sementara di waktu-waktu yang lain mereka tidak mengingatnya. Sebaliknya, mereka banyak melakukan kejahatan terhadap kaum Muslim. Padahal Al-Qur’an dan Rasulullah (as-Sunnah) kaya akan nasihat-nasihat yang baik sebagai pelajaran.
Sungguh yang paling utama bagi para cendekiawan itu adalah mengatakan kebenaran ilahi, dan jika mereka tidak tahu akan hal itu, maka seharusnya mereka bertanya, tetapi apa yang terjadi bahwa mereka hanya mengingat kebenaran ilahi ketika terjadi bencana, malapetaka, dan krisis. Hari ini setelah kemunculan epidemi Corona, mereka ingat dengan utusan Islam, dan cara bagaimana beliau menangani epidemi, dan proses karantina (lockdown) yang pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama, dan kebersihan dalam Islam
Ketika delegasi Kristen datang kepada Amirul Mukminin Harun al-Rasyid, maka beliau memerintahkan delegasi itu untuk mandi agar bau yang tidak enak hilang dari mereka. Tentu Khalifah tidak mungkin berkata demikian pada mereka, kecuali pada saat itu pemandian uap sudah begitu dikenal di negara Khilafah. Sedang pemandian Turki masih ada hingga zaman kita ini. Ketika krisis ekonomi terjadi pada tahun 2008, banyak yang mengatakan di antara para cendekiawan, penguasa dan menteri bahwa solusinya ada dalam sistem ekonomi Islam, bahkan beberapa dari mereka menuntut penerapan sistem ekonomi Islam, begitu juga tentang penyelesaian masalah politik di dunia. Salah satu dari mereka mengatakan, jika Muhammad masih hidup niscaya ia akan menyelesaikan masalah dunia sambil menyeruput secangkir teh. Sementara dalam aspek militer, maka kejeniusan Khalid bin Walid diajarkan di universitas Barat.
Juga yang terbaik dan utama bagi para cendekiawan itu adalah mengatakan kebenaran kepada manusia bahwa ideologi Islam adalah ideologi yang benar, yang mengatasi semua masalah kemanusiaan, baik kesehatan, epidemiologi, ekonomi atau lainnya … Sungguh ketakutan dan kepanikan telah menimpa para cendekiawan dan politisi, di mana dikatakan oleh mereka bahwa umat Islam tidak tertular penyakit ini, atau mereka tidak rentan dengan epidemi ini.
Mengapa Newsweek dan Dr. Craig Considine tidak memperhatikan ideologi yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallama, tetapi hanya peduli pada bagaimana beliau mengatasi pandemi dan epidemi, dengan mengatakan bahwa Muhammad adalah orang pertama yang melakukan karantina kesehatan (lockdown)?! Mengapa mereka tidak berbicara tentang kegagalan ideologi kapitalisme dalam menangani masalah-masalah modern, dan sebaliknya bahwa ideologi Islam adalah satu-satunya yang mampu menyelesaikan semua masalah?!
Para tokoh politik di dunia sangat takut dan khawatir dengan epidemi yang mematikan ini, sebab orang tua sangat rentan terhadap epidemi, bahkan kemungkinan sembuhnya sangat sedikit. Sementara para tokoh politik ini sebagian besar adalah orang tua di dunia. Sehingga beberapa dari mereka mulai membuat karantina mandiri. Mereka mengelola urusan negara dari ruang tertutup.
Dengan demikian, kewajiban umat Islam dan para ulamanya adalah berjuang menegakkan Khilafah yang akan menyelesaikan semua masalah dan problem seluruh dunia. Umat Islam harus menyadari akan agama yang agung, lengkap dan komprehensif ini, yang ajarannya menjelaskan semua aspek kehidupan. Allah subhānahu wa ta’āla berfirman: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (TQS Al-Māidah [5] : 3).
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 25/3/2020.
https://bit.ly/33OF71i
No comments