PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

PENUTUP BULAN RAJAB

Share:


Pada suatu hari, seorang sahabat bertandang ke rumah Rasulullah. Kemudian sang sahabat menyerahkan bingkisan hadiah sebagai seorang tamu. Tetapi kemudian ia berkata, "Wahai Rasul, kalau bisa barang-barang ini dibayarin yah."

 أوَ لم تهده لي

"Bukannya barang ini hadiah untukku?" Rasulullah menjawab.

Dengan tersipu malu sang tamu berkata, "Sebetulnya aku sedang tidak punya uang, tapi aku ingin kasih hadiah untukmu wahai Rasulullah, jadi tadi barang tersebut belum aku bayarin sama penjualnya."

Rasulullah tertawa mendengar penjelasan tamunya itu. Rasul sudah tak heran lagi dengan tingkahnya, karena lelaki di hadapannya itu adalah Sahabat Nu'aiman bin Amr yang terkenal humoris di Madinah. Kisah di atas dikutip dari kitab Ihya Ulumuddin karangan Al-Imam Ghazali.

Mari kita tutup bulan rajab ini dengan kisah-kisah jenaka yang terjadi pada masa Rasulullah, sahabat, maupun masa para tabi'in. Rehat sejenak, sambil tersenyum agar semakin optimis menyambut tahun yang baru.

Kisah berikutnya terjadi pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, saat seorang lelaki shalat dengan gerakan terburu-buru. Melihat hal tersebut sang Khalifah yang sedang memegang tongkat menghampiri, "Shalat macam apa itu? Ulangi sekali lagi!"

Si lelaki segera shalat kembali, kali ini dengan gerakan yang lebih tenang. Khalifah Ali masih menunggunya hingga ia selesai shalat, "Nah begitu kan bagus! Menurutmu mana yang lebih baik, shalat yang pertama tadi atau shalat yang kedua ini?"

"Tentu saja yang pertama! Karena shalat pertama aku lakukan karena Allah, sedangkan shalat kedua aku lakukan karena tongkatmu." Jawab lelaki itu dengan wajah yang ketus diikuti Khalifah Ali yang tak dapat menahan senyumnya mendengar jawaban lelaki tersebut.

Adapun yang terjadi kepada Al-Imam Asy-Sya'bi berbeda lagi. Ulama dari kalangan tabi'in ini suatu hari kedatangan seseorang yang banyak bertanya.

"Wahai tuan, apakah iblis itu punya istri?"
"Benar."
"Kalau begitu, apa dalilnya?"
"Surat Al-Kahfi ayat 50,

أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ

Patutkah kalian mengambil Iblis dan keturunannya sebagai pemimpin."

"Kalau begitu, siapa nama istrinya?"
"Maaf, aku tidak hadir saat acara pernikahannya."

Sang ulama menjawab dengan kalem pertanyaan tersebut. Tentu saja orang yang didepannya tertawa mendengarnya, ia menyadari bahwa dirinya terlalu banyak bertanya. Kisah di atas dikutip dari kitab Siyar A'lamun Nubala.

Hidup sesekali memang harus diselingi tawa dan senyum agar lebih hidup. Semoga Allah memaafkan segala khilaf kita di tahun lalu, dan memberi semangat baru pada tahun yang akan menjelang.


No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...