PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

MENDULANG NIAT NGAJI

Share:

Mengkaji Niat Ngaji


Sepuluh tahun lebih yang lalu, di sebuah tempat di Jawa Tengah.


Kajian agama yang telah rutin diselenggarakan di masjid, diminta untuk tidak dilanjutkan lagi. Rupanya ada sejumlah pihak yang kurang berkenan.


Sebagai gantinya, kajian diadakan oleh sejumlah pihak dimaksud. Dibuat meriah. Diberi ini dan itu. Ramai memang.


Namun, hanya berjalan beberapa bulan lalu kegiatan itu mati. Takmir masjid yang sekaligus ketua RT setempat meminta pihak pertama agar kembali menyelenggarakan kajian rutin seperti sediakala. Mereka ingin masjidnya makmur.


Ngaji seringkali dijadikan padanan kata "thalabul ilmi". Sehingga, Ngaji adalah aktivitas ibadah yang super spesial. Untuk itu, niatnya harus benar. Jangan salah!


Imam Ahmad bin Hanbal menegaskan, " Thalabul ilmi/Ngaji tidak dapat disamai oleh ibadah apapun. Sepanjang baik niatnya ".


Niat yang tulus, hanya berharap ridha Allah, adalah ruh Ngaji. Tanpanya, Ngaji tidak mendatangkan pahala.


Imam Ahmad, dalam lanjutan riwayat di atas, ditanya kriteria niat Ngaji yang baik. Beliau jawab, " Jika ia ingin menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain ".


Jelas! Tujuan Ngaji adalah mencari ilmu syar'i untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu ilmu yang mengalirkan hawa kesejukan dan meniupkan angin kedamaian.


Jika Ngaji malah membuat hati sempit, memancing emosi, memprovokasi, atau menebar benci, maka jangan-jangan niatnya sudah tak lagi murni Lillahi.


At Tirmidizi meriwayatkan hadis Ka'ab bin Malik (disahihkan Al Albani dalam Sahih Tirmidzi no.2654). Nabi Muhammad ﷺ bersabda :


مَن طلبَ العِلمَ ليُجاريَ بهِ العلَماءَ أو ليُماريَ بهِ السُّفَهاءَ أو يصرِفَ بهِ وجوهَ النَّاسِ إليهِ أدخلَهُ اللَّهُ النَّارَ


" Barangsiapa thalabul ilmi/Ngaji, untuk berbangga diri di hadapan ulama, merendahkan orang-orang bodoh, atau agar orang-orang memalingkan wajah ke arahnya, Allah masukkan ia ke dalam neraka ".


Allahumma sallim sallim. Ya Allah...berilah petunjuk kami ke surga- Mu dengan berniat tulus untuk Ngaji.


Hadis di atas menguliti dan mengelupas apa yang tersembunyi di dalam hati. Apa tujuan Ngaji? Benar-benar ikhlas atau ada tendensi duniawi?


3 unsur pokok yang merusak niatan Ngaji telah diperingatkan oleh Nabi Muhammad ﷺ, yaitu :


1. Bisa berbangga-bangga dan menunjukkan diri di hadapan ulama. Apalagi bisa membantah atau merasa sejajar.


2. Memperoleh bahan untuk merendahkan orang. Bukannya dengan Ngaji ia bertambah tawadhu dan rendah hati, malah tinggi hatinya semakin menjadi-jadi. 


3. Supaya disanjung dan bertambah pengikutnya. Orang-orang memandangnya wah dan hebat karena Ngaji. Itu yang ia tuntut.


Na'udzu billah! Masing-masing kita lemah dalam niat. Oleh sebab itu, koreksi niat mesti dilakukan sepanjang waktu. Apakah benar Lillahi Ta'ala ataukah ada tujuan selain itu?


Rasulullah ﷺ bersabda (HR Abu Dawud no.3664 dari Abu Hurairah. Disahihkan Al Albani dalam Sahih Targhib) :


من تعلَّم علمًا مما يبتغى به وجهَ اللهِ تعالى ، لا يتعلَّمُه إلا ليُصيبَ به عرضًا من الدنيا لم يجِدْ عَرْفَ الجنةِ يومَ القيامةِ 


" Barangsiapa mempelajari ilmu yang seharusnya diharapkan dengannya wajah Allah Ta’ala. Lalu ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan tujuan dunia, kelak ia tidak dapat mencium wanginya surga "


Oleh sebab itu, jangan berhenti Ngaji! Teruslah dan semangatlah. Jika muncul gangguan-gangguan dalam niatan, solusinya bukan berhenti. Namun, teruslah Ngaji!


Banyak ulama, di antaranya Sufyan, mengatakan, " Kami dahulu, mula-mula, menuntut ilmu untuk tujuan selain Allah. Namun, ilmu itu enggan jika tidak untuk Allah ".


Salah satu indikator keikhlasan adalah jika diingatkan mengenai hal ini, ia tidak marah, tidak tersinggung, dan tidak berpikir buruk. Justru ia berterimakasih karena telah diingatkan.


Apalagi jika hal-hal semacam ini dijadikan sebagai bahan renungan masing-masing. Ditadabburi sendiri-sendiri. Tentu akan lebih baik lagi.



No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...