Syarah Al Fakihi : Berkarya Meski Masih Muda
Nama Al Fakihi pasti tak asing lagi bagi penggelut ilmu Nahwu.
Al Fakihi adalah pakar Nahwu bermazhab Syafi'i. Lahir di Mekkah tahun 899 H, Al Fakihi tumbuh berkembang di tengah-tengah keluarga yang sangat menekankan adab dan sopan santun.
Selain di Mekkah, Al Fakihi menimba ilmu dengan Kairo Mesir sebagai tujuan. Di sana, Al Fakihi memperdalam ilmu bahasa Arab dan mempelajari bidang fikih.
Jamaluddin, Abdullah bin Ahmad bin Abdullah bin Ahmad bin Ali Al Fakihi, adalah nama lengkap beliau yang disebutkan Az Zirikli dalam Al A'lam.
Dari banyak karya tulis Al Fakihi, kitab Al Fawakih Al Janiyyah adalah yang paling banyak beredar dan digunakan sebagai referensi dalam pelajaran Nahwu.
Al Fawakih sendiri ditulis Al Fakihi sebagai penjelasan dan penjabaran untuk kitab Mutammimah Al Ajurumiyah karya Abu Abdillah Al Hatthob.
Bagi pecinta ilmu Nahwu, kitab Al Ajurumiyah seakan tidak tergeser oleh kitab dasar mana pun. Karya As Shinhaji tersebut dinilai sebagai kitab Nahwu yang ringan dan mudah untuk dikaji seorang pemula.
Karena itu, Al Hatthob memandang Al Ajurumiyah perlu untuk diperluas materinya. Beliau pun menulis Mutamammimah Al Ajurumiyah sebagai materi lanjutan.
Maka, ada beberapa tambahan yang disajikan Al Hattob dalam Mutammimah, seperti : penjabaran tanda i'rab, penjabaran tentang fi'il, keterangan sembilan 'illah pada isim al ladzi la yansharif, dan lain sebagainya.
Al Fakihi memandang perlu agar kitab Mutammimah karya Al Hatthob untuk disuguhkan lebih menarik lagi.
Al Fakihi lalu memberikan penjelasan teks matan Mutammimah dengan bahasa sederhana yang sangat mudah dipahami. Contoh-contoh yang dipilih membuktikan kepakaran Al Fakihi di bidang Nahwu.
Selain ayat-ayat Al Qur'an, hadis-hadis Nabi, Al Fakihi banyak menukil syair-syair yang digubah para pujangga dan sastrawan Arab.
Penjelasan Al Fakihi terhadap Mutammimah beliau beri judul, seperti yang tersebut dalam mukaddimah, : Al Fawakih Al Janiyyah. Kira-kira artinya : buah-buahan lezat yang dipanen.
Al Fawakih Al Janiyyah mengajarkan para pecinta ilmu Nahwu cara berbahasa Arab yang baik dan santun, bukan sesukanya tanpa etika. Bukan meledak-ledak atau terkesan marah.
Al Fawakih juga mengajak kita untuk pandai-pandai memilih kata dalam menyusun kalimat sempurna.
Al Fakihi tentu berharap kitab yang beliau susun benar-benar seperti judul yang dipilih, yaitu merasakan tenang dan damai, bahagia serta ceria, ibarat seorang pekebun buah yang panen raya.
Al Fakihi adalah inspirasi untuk setiap anak muda. Kenapa?
Pernah mendengar Qathrun Nada karya Ibnu Hisyam? Al Fakihi menyusun syarah nya dan diberi judul Mujibun Nida Syarah Qathrin Nada. Juga di bidang Nahwu.
Ya, Al Fakihi menyusunnya ketika masih berusia 18 tahun.
Maka, pantas saja jika Al Fakihi digelari Sibawaih di masanya.
Pernah di Masjid Agung Al Azhar, Al Fakihi menghadiri pelajaran Nahwu. Kitab yang dibacakan saat itu adalah Syarah Qathrun Nada.
Sebagian orang tua yang hadir kurang bisa memahami beberapa kalimat. Al Fakihi lalu menerangkan dan memberitahukan bahwa beliau lah yang menyusun kitab tersebut.
Walau sempat sebagian hadirin tidak percaya karena usianya yang masih muda, namun Al Fakihi mampu membuktikan. Apalagi persaksian dari beberapa orang Mekkah, sebagai asal daerahnya, yang turut hadir ikut menguatkan.
Al Fakihi adalah profil yang familiar di kalangan pecinta ilmu Nahwu. Pandai cendikia, santun dan sopan, juga bukti anak muda dapat bermanfaat untuk maslahat umat. Tidak hanya memikirkan kesenangan sendiri.
Makassar, 01 Shafar 1445 H/18 Agustus 2023
No comments