MAKIN BERMAKNA

**

Ragam problema kadang membuat kita nyaris putus asa.

Kemudian kita ingat bahwa kita kita umat akhir zaman atau akhir masa.

Di sempurnakan dengan mukjizat sesuai tema.

Sempat tertegun lama.

Menatap al qur'an sebagai mukjizat utama.

Mukjizat terakhir sekaligus yang paling sempurna.

Kok bisa ?!

Bukankah hanya bacaan saja. Sementara angka problema beraneka, hutang, rezeki, laris, harmonis, juga keturunan dan jodoh dan semua.

Bukan hanya sihir saja.

Ada kemahiran berkata-kata.

Juga usaha dan harta.

Juga ragam persoalan jumlahnya dalam angka.

Tapi bagaimana al qur'an memberi solusi paripurna.

Cuma bacaan saja.

Yang biasa dibaca untuk memulai sebuah acara.

Biarlah surat Al jum'ah ayat 2 berbicara.

Menentramkan jiwa dan dada.

Sekaligus membungkam kegundahan dan keraguan yang ada.

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (2) 

   

 "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesalan yang nyata".

Ayat dan fakta menjadi jawaban nyata.

Ternyata sekalipun dari peradaban ummi ndak bisa tulis dan baca.

Mereka menguasai dunia.

Tentunya dengan ragam persoalan yang beraneka.

Mereka di suruh mengikuti saja.

Sekalipun tak faham ini apa.

Juga Mereka tak bisa mencerna.

Di paksa mereka baca dan terus membaca.

Sampai sehari 10 juz terus membaca.

Mereka baru faham akan hakekat mukjizat ini bermakna.

Setelah 10 tahun mencoba.

Pantas aja Mereka menguasai dunia.

Karena Mereka menggunakan mukjizat sebagai senjata.

Bahkan yang paling utama.

Mudah di baca, itu memang sengaja.

Masuk di setiap lini kehidupan memang itu istimewanya.

Menjadi sesuatu yang luar biasa.

Semua baru tahu bagaimana mukjizat itu bekerja.

Dan itu sudah bersama kita lama.

Semoga makin tahu makin jatuh cinta.

By Ustadz Umar Faqihuddin M.M.