Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Kebanggaan terhadap diri terkadang menjadi pisau yang menusuk kita sendiri.
Senang berbangga akan menimbulkan kesombongan di dalam hati, padahal betapa banyak hati terpental jauh dari hidayah akibat Sombong.
Ketika ia beramal Ibadah muncul perasaan hebat bahwa dirinya beramal lebih banyak dari saudaranya, kemudian ia membiarkan perasaan itu tanpa takut kepada Allah.
Dan apabila ia melihat hamba yang bersalah dan bermaksiat tiba tiba muncul umpatan dan cacian padahal ia mampu berkata yang lebih baik dan santun.
Justru menjauhkan orang dari hidayah, bagaimana jika saudaramu jatuh ke lubang dalam...apakah kau akan memaki dia atau menolongnya ?
Yang terbaik adalah tidak tertipu ketika dipuji, menerima nasehat jika salah dan berdo'a..
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.
[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]
( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145)
---
#muhassabahDiri
#RenunganPendosa
Kebanggaan terhadap diri terkadang menjadi pisau yang menusuk kita sendiri.
Senang berbangga akan menimbulkan kesombongan di dalam hati, padahal betapa banyak hati terpental jauh dari hidayah akibat Sombong.
Ketika ia beramal Ibadah muncul perasaan hebat bahwa dirinya beramal lebih banyak dari saudaranya, kemudian ia membiarkan perasaan itu tanpa takut kepada Allah.
Dan apabila ia melihat hamba yang bersalah dan bermaksiat tiba tiba muncul umpatan dan cacian padahal ia mampu berkata yang lebih baik dan santun.
Justru menjauhkan orang dari hidayah, bagaimana jika saudaramu jatuh ke lubang dalam...apakah kau akan memaki dia atau menolongnya ?
Yang terbaik adalah tidak tertipu ketika dipuji, menerima nasehat jika salah dan berdo'a..
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.
[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]
( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145)
---
#muhassabahDiri
#RenunganPendosa
No comments