Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Kegembiraan adalah pintunya kesedihan, dan kesedihan adalah pintunya kebahagiaan. Tidak ada yang selama-lamanya.
Ketika Allah memberikan satu kesulitan maka Dia menemaninya dengan dia kemudahan.
Masalah yang dihadapi bukan seberapa besar dosa kita, Namun seberapa besar taubat kita kepada Allah.
Tantangan kita bukan berapa kali kita jatuh. Namun sebaliknya berapa kali kita memutuskan untuk kembali bangkit.
Berharap kebaikan dari-Nya adalah wajib, Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram.
Maka ketika lapang, bagikanlah kesenangan pada orang lain. Mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah.
Adakalanya ketika galau datang maka lebih baik dipendam sendiri dan engkau langsung adukan kepada Allah. Kwatir tatkala diadukan kepada manusia akan menambah beban mereka dan diri sendiri.
Semua manusia pasti punya masalah yang sama berat. Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah.
Sayangnya yang mengadukan galau pada ramai manusia, Tak mendapat apa-apa kecuali mengumbar aib dan kelemahan diri, tanda bahwa dirinya belum mampu berpikir secara bijak dan dewasa. Tidak ada yang pantas untuk digalaukan jika selama itu akan pudar oleh seiring waktu.
Sebagaimana seorang tukang parkir tidak pernah galau mobil yang datang dan pergi, karena dia sadar bahwa itu bukanlah sepenuhnya milik dia. Hanya sebatas titipan yang pada akhirnya akan diambil kembali oleh empunya.
Begitupun manusia, merasa kehilangan padahal ia tidak pernah memiliki apapun, Kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya.
Begitulah Abu Bakar memperingatkan bahwa" cukup dunia ditaruh ditangan tak perlu dimasukkan kedalam hati, karena ia akan segera mengakar."
Karena keindahan dunia layaknya mawar berduri. Makin kuat digenggam, semakin sakit dirasa, menggalau seterus masa.
Kepunyaan Allah-lah seluruh isi langit dan bumi, serta kepada-Nya lah segala sesuatu menyembah.
Apa yang kita miliki?
Tekukkan lutut, angkat telapak tangan, mulailah berdoa kepada Pemilik dan Pemberi Kehidupan. Insya Allah Dia berkenan mengangkat sedih.
Galau bisa jadi berarti kita kurang mengingat-Nya. Dan tak ada sesuatupun menggalaukan bila semua kita wakilkan pada Allah.
Walaupun begitu, memang manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk menjadi kuat: Mendekatlah pada Allah.
Kegembiraan adalah pintunya kesedihan, dan kesedihan adalah pintunya kebahagiaan. Tidak ada yang selama-lamanya.
Ketika Allah memberikan satu kesulitan maka Dia menemaninya dengan dia kemudahan.
Masalah yang dihadapi bukan seberapa besar dosa kita, Namun seberapa besar taubat kita kepada Allah.
Tantangan kita bukan berapa kali kita jatuh. Namun sebaliknya berapa kali kita memutuskan untuk kembali bangkit.
Berharap kebaikan dari-Nya adalah wajib, Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram.
Maka ketika lapang, bagikanlah kesenangan pada orang lain. Mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah.
Adakalanya ketika galau datang maka lebih baik dipendam sendiri dan engkau langsung adukan kepada Allah. Kwatir tatkala diadukan kepada manusia akan menambah beban mereka dan diri sendiri.
Semua manusia pasti punya masalah yang sama berat. Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah.
Sayangnya yang mengadukan galau pada ramai manusia, Tak mendapat apa-apa kecuali mengumbar aib dan kelemahan diri, tanda bahwa dirinya belum mampu berpikir secara bijak dan dewasa. Tidak ada yang pantas untuk digalaukan jika selama itu akan pudar oleh seiring waktu.
Sebagaimana seorang tukang parkir tidak pernah galau mobil yang datang dan pergi, karena dia sadar bahwa itu bukanlah sepenuhnya milik dia. Hanya sebatas titipan yang pada akhirnya akan diambil kembali oleh empunya.
Begitupun manusia, merasa kehilangan padahal ia tidak pernah memiliki apapun, Kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya.
Begitulah Abu Bakar memperingatkan bahwa" cukup dunia ditaruh ditangan tak perlu dimasukkan kedalam hati, karena ia akan segera mengakar."
Karena keindahan dunia layaknya mawar berduri. Makin kuat digenggam, semakin sakit dirasa, menggalau seterus masa.
Kepunyaan Allah-lah seluruh isi langit dan bumi, serta kepada-Nya lah segala sesuatu menyembah.
Apa yang kita miliki?
Tekukkan lutut, angkat telapak tangan, mulailah berdoa kepada Pemilik dan Pemberi Kehidupan. Insya Allah Dia berkenan mengangkat sedih.
Galau bisa jadi berarti kita kurang mengingat-Nya. Dan tak ada sesuatupun menggalaukan bila semua kita wakilkan pada Allah.
Walaupun begitu, memang manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk menjadi kuat: Mendekatlah pada Allah.
No comments