Barangkali dari sekian sahabatku sudah lama berdoa, supaya mendapati bulan ramadhan, dengan rencana-rencana yang jauh hari dibuat. Berencana tarawih berjama'ah, i'tikaf di masjid, buka puasa bareng teman-teman, atau puasa diawal bersama keluarga dikampung. Diantara nya berharap ramadhan merupakan ber-panen rezeki dengan menjual berbagai menu ta'jil.
Allah memiliki rencana lain dibulan ramadhan tahun ini, dengan menghadirkan wabah COVID-19. Semoga dengan adanya wabah ini kita mampu meningkatkan rasa iman dan mampu mengambil pembelajaran didalamnya, meskipun dengan keterbatasan ruang gerak #dirumahAja.
Berkata Ali bin Abi Thalib, “Saya meminta sesuatu kepada Allah. Jika Allah mengabulkannya untuk saya maka saya gembira SEKALI saja. Namun, jika Allah tidak memberikannya kepada saya maka saya gembira SEPULUH kali lipat. Sebab, yang pertama itu pilihan saya. Sedangkan yang kedua itu pilihan Allahﷻ”
Sudah jauh hari kita memohon supaya tetap dipertemukan dengan bulan Ramadhan, dan bersyukur bagi kita yang masih dapat bertemu dan menjalankan ibadah puasa karena InsyaAllah do'a do'a kita dikabulkan oleh Nya. Seharusnya kita tetap semangat untuk tetap menjalankan meskipun dalam kondisi pandemi, dan tetap lebih bergembira karena ini merupakan takdir dan kehendak Allah.
Bukankah kita menyakini bahwa pilihan-Nya selalu yang terbaik untuk kita hamba-hambaNya?
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan.
Waallahu a'lam bishawab
Allah memiliki rencana lain dibulan ramadhan tahun ini, dengan menghadirkan wabah COVID-19. Semoga dengan adanya wabah ini kita mampu meningkatkan rasa iman dan mampu mengambil pembelajaran didalamnya, meskipun dengan keterbatasan ruang gerak #dirumahAja.
Berkata Ali bin Abi Thalib, “Saya meminta sesuatu kepada Allah. Jika Allah mengabulkannya untuk saya maka saya gembira SEKALI saja. Namun, jika Allah tidak memberikannya kepada saya maka saya gembira SEPULUH kali lipat. Sebab, yang pertama itu pilihan saya. Sedangkan yang kedua itu pilihan Allahﷻ”
Sudah jauh hari kita memohon supaya tetap dipertemukan dengan bulan Ramadhan, dan bersyukur bagi kita yang masih dapat bertemu dan menjalankan ibadah puasa karena InsyaAllah do'a do'a kita dikabulkan oleh Nya. Seharusnya kita tetap semangat untuk tetap menjalankan meskipun dalam kondisi pandemi, dan tetap lebih bergembira karena ini merupakan takdir dan kehendak Allah.
Bukankah kita menyakini bahwa pilihan-Nya selalu yang terbaik untuk kita hamba-hambaNya?
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan.
Waallahu a'lam bishawab
No comments