Ayah...! Kran dapur patah...! Bunda berteriak dari dapur.
Kemudian saya lantas menuju dapur untuk melihat apa yang terjadi. Rupanya kran yang biasa untuk mencuci perabot dapur patah. Sehingga mengakibatkan air menyebur deras keruangan dapur dari patahan kran yang mengangga.
Lantas kali pertama yang saya lakukan adalah dengan mematikan sumber aliran PDAM yang terletak dihalaman rumah. Disanalah sumber Air yang mengalir ke seluruh rumah. Setelah kran utama ditutup maka kran yang patah itu berhenti mengeluarkan air.
Kemudian saya perhatikan patahan kran yang terjadi. Jika dilihat nampak sangat sulit untuk diperbaiki sendiri. Karena kran itu patah secara paksa. Sudah pasti harus panggil ahlinya.
Sehingga untuk beberapa jam aliran air PDAM tidak bisa dinyalakan sampai ahlinya sampai. Sehingga kran diseluruh rumah sudah dipastikan akan tidak akan menyala disebabkan sumber airnya ditutup.
Dari peristiwa diatas kita bisa mengambil hikmahnya, bahwa sebenarnya kerusakan hanya terjadi pada satu kran saja, tetapi imbasnya dirasakan oleh banyak kran.
Demikianlah bilamana selama ini kita telah mengerjakan banyak hal yang benar, namun mengapa hidup kita belum juga memperoleh kelancaran rezeki.
Belajar dari kran, barangkali ada satu titik kelalaian yang kita lakukan tanpa sadari sehingga berimbas kepada keberkahan. Ingatlah, satu kran patah menyebabkan seluruh kran yang lain ikut tertutup (terhenti), alangkah lebih baik jika meng-koreksi diri secara teliti dan sungguh-sungguh, gerangan apa yang belum kita tunaikan dalam hal memperlancar untuk menjemput rezekiNYA?
atau dapat pula kita bertanya pada diri, apakah ada dosa yang kita lakoni? apakah ada cara yang salah dalam menjemput rezekiNYA? sehingga menyebabkan seluruh usaha-usaha yang telah kita jalani terhambat alirannya? sebab dosa memang dekat dengan kaitannya dengan rezeki, rezeki juga dekat dengan do'a.
لا تستبطئ الإجابة إذا دعوت وقد سددت طرقاتها بالذنوب
"Janganlah menganggap pengabulan do'amu terlambat, padahal engkau sendiri yang menghambat aliran do'amu dengan beragam dosa."
Begitulah Al-Imam Yahya Ar-Razi mengingatkan pada kita.
Seyogyanya jangan pernah meremehkan satu kelalaian atau kesalahan, terkadang satau kesalahan, akhirnya semua akan terkena dampaknya.
Ikutin channel telegram kami di:
https://t.me/moeslemdays
No comments