Dikisahkan Kapal hayam huruk berlayar dari surabaya ke sulawesi, ditengah perjalanan terdapat badai besar yang siap menelan kapal beserta penumpang. Suasana saat itu sangat genting dan ricuh
Para penumpang yang berada dikapal tersebut hanya bisa pasrah, berpegangan sangat kuat dan berdoa tiada henti.
Namun diantara puluhan penumpang terdapat seorang lelaki yang tampak sangat ketakutan, disertai dengan teriakan-teriakan menambah suasana semakin histeris. Ia meraung-raung meratapi nasibnya mengapa harus berada diatas kapal saat itu. Kalau tahu akan datang sebuah badai, tentu ia akan menunda perjalanannya.
Dipimpin Captain Suwandi yang sudah berpengalaman menangani berbagai tingkah penumpang. Maka dia langsung memakaikan rompi pelampung pada tubuh lelaki tersebut. Tanpa ambil aba-aba Captain Suwandi pun memerintahkan kepada lelaki tersebut untuk melompat ke laut lepas yang sedang badai.
Lelaki itupun tidak berdaya ditelan ganasnya gulungan ombak yang berada ditengah samudera. Tubuhnya timbul dan tenggelam ditengah laut. Sungguh berada diantara hidup dan mati. Kritis, menyeramkan, menakutkan.
Beruntung rompi yang ia kenakan terikat dengan kuat pada sebuah tali yang terhubung dikapal. Maka dengan sigap Captain Suwandi menarik tali itu dan menyelamatkan si lelaki kembali ke dalam kapal.
"Bagaimana menurutmu suasana di luar sana?"
"Apakah jauh lebih menyeramkan daripada di dalam kapal!"
"Jadi kau bisa tenang sekarang kan?
Perlu engkau ketahui meski kondisi diatas kapal terlihat berbahaya namun jika engkau berada diluar sana justru akan jauh lebih berbahaya lagi!."
Akhirnya lelaki itupun mampu menenangkan diri. Semantara Captain Suwandi akhirnya mampu mengedalikan kapal, melawan arus omvak yang sudah menjadi pekerjaannya sehari-hari. sehingga kapal itupun kemudian selamat bersama penumpangnya.
Kapal merupakan iman seorang muslim. Dalama perjalanan hidup, kita sering mengalami peristiwa yang tidak diharapkan ibarat kapal yang terombang-ambing oleh badai musibah dan ombak ujian.
Meskipun keadaan kita terlihat berbahaya, selama kita masih berada didalam kapal keimanan kepada Allah maka selama itupula kita akan baik-baik saja.
Jauh lebih berbahaya jika kita sudah keluar dari Keimanan dan tidak percaya bahwa Allah maha Penyayang lagi Maha Penolong kepada setiap Hamba-Nya.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Surat At-Taghabun : 11)
Ikutin channel telegram kami di:
No comments