PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

THE SHOW MUST GO ON

Share:


Dear sahabatku Dania,

Hari ini kau mengajukan sebuah pertanyaan lagi yang sangat mirip dengan apa yang kulakukan, sehingga dalam hal ini sesungguhnya aku sedang menasihati kepada diriku sendiri.

Kau bertanya bagaimana mengelola hatimu pada saat-saat tertentu di mana engkau sedang berada dalam sebuah keinginan yang amat besar, saat di mana engkau benar-benar memusatkan pikiranmu kepada sebuah doa, sehingga kau merasa kehilangan energi penghambaanmu yang sesungguhnya kepada Allah.

Ketahuilah Dania, aku pun telah melakukan hal yang sama. Jika aku berada dalam sebuah proyek, maka siang malam aku berdoa kepada Allah hanya tentang hal itu-itu saja, seolah hidup ini hanya melulu masalah bisnis dan uang.

Atau ketika aku sedang terhimpit masalah, pikiranku tidak bisa lepas dari hal ini, dan pengaduanku kepada Allah berputar-putar kembali kepada masalahku tersebut, seolah-olah tujuan ibadahku hanya demi terurainya masalah tersebut.

Bagaimanakah kita keluar dari penjara pikiran seperti ini? Baiklah mari kita selesaikan bersama. Kau tentu telah tahu bahwa berdoa adalah ibadah. Tidak ada yang salah dengan doa. Bahkan orang yang tidak pernah berdoa seolah-olah dia mencapai puncak keangkuhannya kepada kekuatan dirinya sendiri dalam mengerjakan segala sesuatunya.

Manusia harus berdoa, karena doa adalah ungkapan betapa fakirnya kita kepada pertolongan Allah. Al-Quran maupun Hadist memerintahkan kita untuk memperbanyak doa.

Tetapi berdoalah sesuai porsinya. Shalat lah sunnah hajat, lalu panjatkan doamu. Bangunlah tahajud lalu lirihkan permohonanmu. Akhiri doamu dengan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya, karena Allah Maha Kaya lagi Maha Dermawan.

Setelah itu sadarilah bahwa masih ada satu misi penting yang harus kita kejar, yaitu keridhaan Allah. Untuk tujuan inilah kita diciptakan.

رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ

"Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah."
(Surat Al-Bayyinah: 8)

Inilah dia energi ibadah yang hakiki. Kita bercita-cita agar Allah ridha dengan kita. Inilah dia yang harus kita kejar, kita pinta, kita harapkan, dalam sepanjang usia kita. Kau sudah berdoa pada waktu-waktu ijabah tentang hajat duniamu, maka apa yang kau risaukan lagi. The show must go on. Hidup harus terus berjalan.

Bayangkan seorang murid diperintahkan gurunya mengantar sebotol minyak wangi ke ruang kepala sekolah. Sepanjang jalan ia boleh-boleh saja menghirup harumnya. Tetapi jangan sampai keharuman tersebut membuat lupa apa tujuan utamanya. Ia tidak boleh diam berhenti hanya karena ingin menikmati wewangian lebih lama. Ia harus terus berjalan!

Ada waktunya kita mengadu tentang masalah kita, dan ada waktunya kita kembali lagi menuju Allah dan RasulNya. Menikmati syahdunya lembaran demi lembaran ayat Al-Quran. Mendirikan shalat berjamaah semata demi memenuhi keinginanNya, bukan agar keinginan kita terpenuhi. Mengucapkan zikir dengan segenap keikhlasan, tanpa harus dikaitkan dengan bisnis yang sedang kita targetkan, tanpa dihubung-hubungkan dengan hutang yang sedang melilit.

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ صَادِقًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Siapa yang berzikir dengan La ilaaha illallah tulus dari hatinya niscaya ia masuk surga.“
(Hadist Riwayat Ahmad)

Sahabat bertanya apa maksudnya tulus dari hati? Maka Rasulullah menjawab yaitu orang yang berzikir tujuannya semata meninggikan Allah dan tidak ada tujuan dunia yang mengikuti zikirnya.

Inilah rahasianya wahai sahabatku, ketika kita justru mengejar keridhaan Allah, maka ijabahnya doa akan datang sendiri tak susah lagi kita mengejarnya. Imam Al-Haddad merangkum hal ini dalam sebuah syair,

قَدْ كَفَانِي عِلْمُ رَبِّي
 مِنْ سُؤَالِي وَاخْتِيَارِي

"Sungguh aku merasa cukup  dengan pengetahuan Tuhanku akan doa-doaku dan usahaku."

Demikianlah apa yang mampu aku jawab dari pertanyaanmu. Bersikaplah adil terhadap hajat-hajatmu. Jangan terbuai dengan harumnya botol minyak wangi yang sedang kau genggam, sebab kau masih dalam perjalanan mengantarkannya.

Ditulis oleh Ustad Arafat.

No comments

Featured Post

HIDUP TIDAK PERNAH BERMASALAH, KITALAH SENDIRI YANG MEMBUATNYA MENJADI MASALAH

  "Hari ini sungguh sial. Jalanan macet, angkot biadab berhenti sembarangan, bos di kantor kurang ajar, mengapa semua orang menjadi bod...